Aku bangun dan terdiam menatap langit-langit kamar, sambil
mengingat hal yang telah kau lakukan padaku beberapa waktu yang lalu. Saat
seisi kelas bilang kalau kamu mencintaiku. Saat itu aku hanya berharap semua
itu benar dan nyata. Karena aku juga mencintaimu. Tapi dirimu langsung
mematahkan harapanku kamu kirimkan pesan singkat melalui ponsel dan bilang
jangan dengerin kata anak anak itu. Taukah kamu apa yang aku rasakan saat itu.
Seperti abis terbang dari langit paling tinggi dan tiba tiba terjatuh dilautan.
Kecewa, nyesek jadi satu.
Pagi itu aku mengajak Tuhan berbicara, mengatakan pada Tuhan
bahwa aku sangat bersyukur bisa mengenalmu dan diam diam mencintaimu walaupun hanya
untuk hatiku saja. tapi kenyataannya kau hanya bisa melukaiku. Dengan mata
terbangun seadanya, aku mencari ponselku yang ada disebelah bantal dan
menatapnya. Berharap kamu sekedar basa-basi mengucapkan selamat pagi, haii atau
apalah, sayangnya keinginanku yang terlalu muluk itu tak pernah terjadi. Entah
ini sudah hari yang keberapa, hari saat-saat kau tak pernah menyadari bahwa aku
begitu mencintaimu.
Semenjak saat itu aku berusaha keras untuk melupakan rasa suka
ini. Tapi jujur saja itu sangat sulit. Tapi berlahan lahan aku berusaha melupakanmu
dalam hitungan bulan . Dan disaat aku sudah benar benar melupakan rasa itu kau
malah datang kembali dan bilang jika kau menyukaiku. Sungguh terkejutnya aku.
Tapi maaf aku tak menerima ajakan cintamu karena aku ingin
kau merasakan bagaimana rasanya yang dulu mencintaimu tapi malah kau katakan
kata yang sampai sekarang masih membekas dalam hatiku.
dan hati ini sedikit dendam terhadapmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar